PARIGI MOUTONG – Kabupaten Parigi Moutong ikut menjadi sasaran program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal atau SM-3T yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di seluruh Indonesia.
Pendamping peserta SM-3T dr. Ella Nurlaela M.Si yang merupakan perwakilan Universitas Pendidikan Indonesia mengatakan, peserta SM-3T merupakan para peserta yang terpilih dari 10 ribu pendaftar di Indonesia. Para peserta telah digembleng selama kurang lebih 19 hari untuk melaksanakan tugasnya. “Para peserta SM-3T telah siap secara mental dan fisik. Bahkan setelah sampai disini, menurut saya penggemblengan yang telah dilalui para peserta jauh lebih berat ketimbang bertugas disini,”kata dr. Ella saat diterima secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong di auditorium kantor Bupati, belum lama ini.
Ella menambahkan, para peserta SM-3T akan bertugas di Kabupaten Parigi Moutong selama 1 Tahun. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dapat memberikan kemudahan ketika peserta melaksanakan tugasnya di lapangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong, Ardi Kadir menambahkan, peserta SM-3T berjumlah 54 orang terdiri dari 18 laki-laki dan 36 orang perempuan. “Mereka akan disebar di 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Parigi Moutong,”ungkapnya.
Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu saat menerima para peserta SM-3T mengatakan, Kabupaten Parigi Moutong masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga pendidik muda yang berkarya. Bupati juga mengatakan, peserta SM-3T tidak akan menemukan masalah atau kesulitan selama bertugas karena masyarakat di daerah ini sangat menghargai setiap pendatang, apalagi yang datang untuk tujuan yang mulia. Selain itu, Kabupaten Parigi Moutong juga cukup tersedia fasilitas dasar yang dibutuhkan, seperti tiga rumah sakit yang tersebar di Kecamatan Moutong, Tinombo dan Parigi. “Mungkin di Indonesia hanya Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki tiga rumah sakit,”kata Samsurizal.
Tidak hanya itu, hampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, telah memiliki Puskesmas, sarana air bersih, listrik yang memadai. Bahkan, saat ini ia sedang merancang disemua titik fasilitas publik akan dipasang wifi gratis bagi masyarakat.
“Disini kalian mendidik cukup nyaman terkecuali 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Tinombo dan Palasa. Disana masih terdapat komunitas adat terpencil atau suku anak dalam namun mereka terbuka dengan masyarakat luar,”ujarnya (Naskah :M. Taufan/Editor :Jeprin/Humas)