PARIGI MOUTONG - Relawan "SULTENG BANGKIT" Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong, menggelar Dzikir dan Do'a bersama yang dipimpin langsung Habib Sholeh atau yang dikenal dengan Habib Rotan. Ribuan masyarakat memadati jalan di kompleks Pengungsian Kabonena Palu, Senin (22/10/18) sore.
Dzikir di selimuti hening, dan terlihat banyak jamaah Dzikir meneteskan air mata, tidak sanggup membendung rasa kesedihan mengingat keluarga mereka, anak, ayah, ibu dan sanak Saudara yang menjadi korban bencana alam gempa bumi, Tsunami dan Likuifaksi 28 September lalu.
Jamaah Dzikir bersedih, mengingat begitu besar ujian yang diberikan oleh Tuhan yang maha kuasa, sembari mereka merenungkan diri untuk mengintropeksi diri masing masing.
Pimpinan Mazelis Dzikir Nurul Khairaat Palu, Habib rotan dalam pesan pesan agamanya mengatakan bahwa, semua harta yang dimiliki oleh manusia tidak ada artinya jika yang punya harta mengambil kembali hartanya melalui musibah bencana alam.
Habib rotan yang juga ketua Relawan Madinah 517 itu menjelaskan, dengan adanya musibah bencana alam, maka manusia lebih intropeksi diri menyadari kesalahan yang telah dilakukan.
Setelah Dzikir dilanjutkan dengan Doa bersama, memohon ampun kepadanya serta meminta kepada sang Khalid agar jangan lagi ditimpahkan musibah dan bencana di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu.
"Mari kita berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari musibah, dan kita mati khusnil khatimah atau mati dengan cara yang baik,"ungkap Habib Shaleh sembari di aminkan oleh jamaah DzIkir.
Habib Rotan berpesan, ada 15 perkara yang menyebabkan terjadi bencana alam, pertama apabila harta perang sudah berpindah tangan, kata ia, ada orang tidak kerja tetapi banyak mengambil hak orang ketimbang orang yang kerja.
Kedua adalah amanat. Menurutnya, Jika ada orang memberikan bantuan jangan ditumpuk tumpuk.
Ketiga, Zakat tidak boleh di anggap sebagai denda, kata habib mari keluarkan Zakat kepada yang berhak menerima.
Keempat, jika lelaki terlalu tunduk kepada wanita. Contohnya jika suami membawa harta haram ke rumah, maka laranglah dia jangan dibiarkan.
Kelima, jika anak tidak lagi menghargai ibu kandungnya.
Keenam jika teman mengikuti teman yang salah, contohnya rambutnya disemer dan lain lain.
Ketujuh jika anak tidak menghargai ayahnya. Ia mengatakan, ini banyak terjadi karena anak tidak dibimbing agama sejak kecil.
Kedelapan apabila manusia sudah bertengkar dalam masjid, menurutnya Masjidnya di pakai berpolitik, ia mengatakan, jangan heran jika ada Masjid ambruk karena gempa.
Kesembilan, apabila ada pimpinan yang ahklaknya rusak.
Kesepuluh apabila ada orang takut dengan kebenaran.
Kesebelas, jika minuman keras sudah terang terangan.
Keduabelas, jika orang banyak memakai kain sutra, yaitu banyak orang memakai pakaian terlalu mahal.
KetIgabelas, apabila perempuan lebih banyak menghibur diri dan merajalela dimana mana.
Keempatbelas, apabila alat musik lebih digemari. Orang sholat tetapi masih ada yang bernyanyi
Kelimabelas, jika umat hari ini mengutuk umat sebelumnya, seperti mencaci maki ulama atau Habib terdahulu.
Kata Habib rotan, jika kelima belas ini dilakukan, maka kata Allah tunggu angin panas, pertukaran iklim cuaca yang tidak menentu.
Habib Shaleh berpesan, jangan takut dengan Tsunami dan Gempa, tetapi takutlah kepada yang membuat gempa dan Taunami itu sendiri.
Ia menambahkan, Relawan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong pahalanya luar biasa karena meringankan beban penderitaan korban bencana alam.
"Relawan kita Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong banyak pahalanya, kita doakan semoga pemerintah kita sehat selalu dan amanah menjalankan tugasnya,"tuturnya.
Setelah Dzikir dan Doa bersama, dilanjutkan dengan Sholat Magrib berjamaah serta Sholat gaib.
Naskah & Foto : (Rislan / Diskominfo Kab. Parigi Moutong)