Home
Pemkab Parigi Moutong Ciptakan Costume Carnival
PARIGI MOUTONG – Satu lagi terobosan dilakukan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) dibidang seni dan budaya. Daerah yang memiliki garis pantai sepanjang 472 km ini sedang merintis sekaligus menciptakan costume carnival. Tak tanggung tanggung, Pemerintah Kabupaten Parimo menggandeng Jurusan Tata Busana Universitas Negeri Malang (UNM) yang selama ini dikenal memiliki prestasi internasional di bidang costum carnival. Rencananya, pembuatan costume carnival ini akan dilombakan pada event Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) bulan Oktober mendatang. Sebelum event itu dihelat, Pemkab Parimo melalui Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata menggelar workshop pembuatan costume carnival selama dua hari di dua tempat, yaitu di auditorium kantor Bupati dan gedung serba guna Kecamatan Tinombo belum lama ini.
Hasilnya diluar dugaan. Menurut Agus Sunandar SPd MM, dosen Tata Busana dari Universitas Negeri Malang yang juga sebagai Instruktur workshop itu mengatakan, para peserta mampu menciptakan costume carnival itu hanya dalam waktu 2 hari.
Menurutnya, antusiaisme peserta sangat besar, sehingga hanya dua hari itu costume carnival itu sudah selesai dibuat. Bahkan, di Tinombo hanya dalam waktu 1 hari sudah selesai dibuat “Saya hanya dua jam menjelaskan, tentang bagaimana proses costume carnival, kemudian dibantu teman teman dari Universitas Negeri Malang, kita bimbing mereka, ternyata hari pertama mereka sudah bisa membuat desainnya dan hari kedua sudah selesai. Costume sudah jadi dan alhamdulillah hasil yang didapatkan tidak kalah dengan yang kami bawa dari Malang. Bahkan ada yang lebih kreatif,”papar Agus Sunandar ketika ditemui di rumah jabatan Bupati, Kamis (11/8) malam.
Idealnya kata Agus, workshop seperti itu dilaksanakan selama 3 hari seperti yang pernah dilakukan di pulau jawa. Namun, di Kabupaten Parigi Moutong, keratifitas peserta sangat tinggi, sehingga mampu menghasilkan karya hanya dalam waktu relatif singkat. “Saya contohkan di Tinombo, kami berpikir pemahaman di kota lebih cepat dan di desa lebih lambat. Ternyata perkiraan kami salah. Di Tinombo hanya dalam waktu 1 hari costumenya sudah selesai,”ujar alumnus Seni Rupa ITB itu.
Sistem pelatihan yang dilakukan adalah peserta diberikan modul, lalu membuat pola yang sudah dirancang, selanjutnya peserta mengikutinya “Karena ini masih tahap awal, targetnya mereka kenal dan bisa membuat dulu. Selanjutnya diharapkan dari pelatihan ini mereka bisa berkreasi sendiri diluar waktu pelatihan,”ujar pria yang sudah berkeliling ke delapan negara untuk pementasan fashion carnival itu.
Bahan-bahan yang digunakan dalam ornamen costume itu juga sangat murah dan mudah didapat.
Ia berharap kedepan para peserta bisa mengembangkan desain itu sesuai kearifan lokal di Kabupaten Parigi Moutong. “Bisa menggunakan daun lontar, itu bagus sekali dan saya sudah arahkan ini bisa dieksplorasi dimanafaatkan untuk hiasan-hiasan costume carnival. Jangan sampai ada kesan yang muncul costumenya malah jadi seperti Malang Fashion Carnival. Saya berharap perhelatan bulan Oktober itu bukan desain ini lagi yang muncul. Bentuknya sudah harus berciri khas Kabupaten Parigi Moutong,”harapnya.
Ia juga nerharap perhelatan Fashion Carnival di Kabupaten Parigi Moutong Oktober mendatang menjadi ciri khas event disuatu daerah, seperti Jember Fashion Carnival yang pertamakali digelar di Indonesia, Malang Flour Carnival, Batik Solo Carnival, Banyungwani Carnival, Jakarta Carnival,
“Apalagi di Sulawesi Tengah belum pernah ada event fashion carnival. Kiblat dunianya ada Brazil Rio Dejenero dan Venesia di Spanyol. Kalau ini terbentuk, apalagi rencannaya bulan Oktober akan dikemas dalam sebuah event, insya Allah ini akan menjadi yang pertama di Pulau Sulawesi,”harapnya.
Selain itu, ia berharap kedepan event ini akan diarahkan berstandar internasional, baik dari sisi pelaksanaannya maupun kemasan acaranya sehingga bisa go internasional. “Kami tidak hanya ingin mengajarkan ilmunya tapi ingin membagi pengalaman bahwa suatu saat kegiatan kebudayaan ini bisa dinikmati di luar negeri,”pungkasnya. Sementara itu, Kepala Bagian Humas Setda Parimo, Syamsu Nadjamuddin menambahkan, seluruh hasil karya costume carnival yang dibuat oleh Kabupaten Parimo akan patenkan. Sehingga ketika ada daerah lain yang berminat memesan costume tersebut tidak bisa dilepaskan dari nama Kabupaten Parimo. “Pak Bupati berkeinginan karya costume carnival yang dibuat oleh anak-anak muda di daerah ini memiliki hak cipta dan dilindungi, sehingga karya mereka benar-benar dihargai,”ujarnya
Kedepan juga pemanfaatan costume carnival ini akan dikoordinir oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) ”Jadi kalau ada yang bernimat memesan atau meminjam bisa berhubungan dengan dekranasda Kabupaten Parigi Moutong,”ungkapnya.(jeprin/humas pemkab)
Wagub Apresiasi Kehadiran Bupati Parigi Moutong
PARIGI MOUTONG - Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tengah H Sudarto SH MHum mencanangkan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-13 dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-44 tingkat Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 dilapangan desa Galumpang Kecamatan Dakopemean Kabupaten ToliToli, belum lama ini.
Pada kesempatan itu, Wagub memberikan apresiasi kepada Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu, karena dari 13 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Sulawesi Tengah (Diluar Bupati Toli Toli) hanya Bupati H Samsurizal yang hadir pada acara itu. “Bupati lainnya perlu mencontoh Bupati Samsurizal, meskipun jauh beliau ikut hadir, sebab kebersamaan itu penting,”kata Sudarto mengawali sambutannya.
Sudarto mengatakan, kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat, merupakan kegiatan yang menanamkan semangat kegotong‑royongan dan keswadayaan pada nilai-nilai budaya masyarakat setempat yang telah mengakar dan berkembang dalam kehidupan sehari‑hari masyarakat indonesia, yang dikenal dengan pepatah ”berat sama dipikul ringan sama dijinjing”, yang dalam bahasa tolitoli berarti“mabaat dedeen simbu, mangang dedeen kingging”, dimana pepatah tersebut mengandung makna filosofi dasar dari gotong royong itu sendiri,yang berarti bahwa seberat apa-pun suatu pekerjaan atau permasalahan akan terasa ringan apabila dikerjakan atau diselesaikan secara bersama-sama.
Sudarto berharap, semua lembaga kemasyarakatan terus meningkatkan perannya dalam pembangunankeswadayaan dengan mengutamakan partisipasi masyarakat desadankelurahan, sehingga program‑program pemerintah yang mengakomodirkepentinganmasyarakat dengan berlandaskan kepada semangat kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan dapat diiplementasikan dengan baik, seperti keberhasilan yang telah dicapai oleh masyarakat Toli Toli bersama pemerintah setempat, adalah melalui perlombaan desa dan Kelurahan tingkatProvinsiSulawesi Tengah tahun 2016yang baru saja dilaksanakan, dimana desa PinjanKecamatan Toli Toli Utara berhasil meraih juara I untuk kategori desa,“Iini merupakan bukti implementasi dari semangat“mosimbesang mesoungumotimpedes magau”, yang berlandaskanjiwakegotong royongan.
Wagub sangat mengapresiasi kegiatan bulan bhakti gotong royong masyarakat yang bersinergi dengan gerakan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) sebagai modal pembangunan masyarakat yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat,yang selama ini telah diakui keberadaannya di dalam masyarakat, yang dijabarkan melalui 10 program PKK, yaitu ; penghayatan danpengamalan pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tatalaksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi dan kelestarian lingkungan hidup.
Wagub berharap, melalui 10 program pokok PKK tersebut, semua aspek kehidupan dalam keluarga akan semakin meningkat dalam perubahan perilaku masyarakat, dari perilaku yang apatis menjadi perilaku yang kreatif, inovatif dan modern, dengan mengedepankan pola hidup bersih dan sehat, sekaligus dengan peringatan hari kesatuan gerak PKK ke-44 ini, menjadikan momentum yang strategisuntukmendorongdan meningkatkan kinerja para anggota dan kader‑kader pkksecara profesional, dalam upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga, sehingga tujuan sustainable development goals (SDGS) dibidang kesehatan dapat tercapai secara maksimal. (Humas Pemkab)
Wabup : Kehadiran Pegawai di Parimo Pasca Lebaran Tahun ini Membaik.
PARIGI - Hari pertama berkantor pasca hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah, Wakil Bupati (Wabup) Parigi Moutong, H Badrun Nggai, SE langsung melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah SKPD Kabupaten Parigi Moutong, Senin (11/7). Dari hasil sidak tersebut Wabup menemukan kehadiran pegawai pasca lebaran tahun ini sudah mulai membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Rata rata kehadiran pegawai di sejumlah SKPD diatas 90 persen. Bahkan, ada beberapa SKPD yang jumlah pegawainnya seratus persen, seperti Dinas Perhubungan, Kantor KP2TD dan Kantor Ketahanan Pangan. Wabup mengaku bersyukur karena kesadaran pegawai nengikuti ketentuan libur dan cuti bersama pada hari raya idul fitri tahun ini semakin baik. "Secara keseluruhan saya melihat tingkat kehadiran pegawai pasca lebaran ini sudah membaik. Saya berterima kasih kepada pegawai yang sudah taat terhadap aturan dan tidak menambah libur,"ujarnya. Meski demikian katanya masih ada beberapa pegawai mulai dari pejabat eselon II, III dan IV yang tidak hadir. Kepada mereka yang tak hadir itu Wabup mengaku akan memanggil secara khusus apa alasan sehingga tidak masuk kantor. "Kalau tidak ada alasan yang bisa diterima, kita akan berikan sanksi berupa surat teguran dan sanksi lainnya sesuai aturan berlaku,"tegasnya.
Sidak yang berlangsung sekitar pukul 08.00 wita itu dibagi dua tim. Tim pertama dipimpin Wakil Bupati Melakukan sidak ke sejumlah SKPD yang berada di sisi Utara kantor Bupati. Sementara, tim kedua dipimpin Sekda Parigi Moutong, H Ekka Pontoh SH MH melakukan sidak ke sejumlah SKPD yang berada disisi selatan kantor Bupati. (HUMAS PEMKAB)
Bupati Tinjau Air Terjun Parigi Mpuu
PARIGI BARAT - Ditengah kesibukannya, Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu masih sempat meluangkan waktu meninjau lokasi wisata air terjun di Desa Parigi Mpuu Kecamatan Parigi Barat, Senin (1/8).
Didampingi sejumlah pimpinan SKPD, orang nomor satu di Kabupaten Parimo itu melihat dari dekat lokasi wisata yang disebut "Salonjong Ntaniki".
Menuju ke tempat ini tidak mudah, butuh sedikit perjuangan. karena selain jalan yang menanjak dan berbatu, pengunjung hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua. Bupati lalu memilih dibonceng motor trail milik Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Irfan Lamalindu ST MM. Jarak menuju ke lokasi air terjun ini dari desa Parigi Mpuu kurang lebih 2 Km. Jika berjalan kaki bisa sekitar 90 menit. "Kalau biasanya saya dari rumah ke kebun dekat air terjun itu, sekitar satu jam setengah,"kata Jarfin salah satu dewan adat desa Parigi Mpuu, yang ikut bersama rombongan Bupati, kemarin.
Lokasi air terjun ini cukup menarik untuk dikunjungi. Debit air yang mengalir diantara bebatuan sangat deras sehingga menambah keindahannya. Namun, kedepan Pemerintah Daerah perlu memikirkan untuk merintis jalan yang refresentatif sehingga semua pengunjung bisa dengan mudah sampai ke lokasi. Usai peninjauan, Bupati Samsurizal langsung memerintahkan Kadis PU untuk membuka akses jalan sepanjang 2 KM ke lokasi air terjun itu. Namun, sebelum jalan itu dibuka, Bupati meminta Pemerintah Desa agar memusyawarahkan dengan warga agar pembukaan jalan itu tidak ada lahan warga yang harus dibebaskan. "Pemerintah Daerah siap bangunkan jalan sepanjang 2 KM. Tapi silakan Pemerintah Desa musyawarahkan dulu dengan warga agar jangan sampai pembukaan jalan itu harus ada lahan yang dibebaskan. Karena kalau ada lahan yang dibebaskan prosesnya akan panjang,"kata Samsurizal.
Pemerintah daerah akan membangunkan jalan dengan lebar sekitar 7 meter hingga mendekati lokasi permandian air terjun. "Jalan yang kami bagun sampai di tempat parkir. Selebihnya tangga tangga turun menuju ke air terjun bisa dibangun oleh Pemerintah desa. Ini juga bisa menjadi PAD desa,"ujarnya. Kemarin (1/8) Dinas PU telah menginventarisir kebutuhan penunjang menuju ke lokasi obyek wisata itu, diantaranya 5 unit plat deker ditambah pembangunan jembatan sebanyak 2 unit. (Humas Pemkab)
Bupati Parigi Moutong Tolak Tawaran Tim Sukses
PARIGI MOUTONG - Jelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-XXVI tingkat Provinsi Sulawesi Tengah yang akan berlangsung di Kabupaten Parigi Moutong 9 Maret 2016, sejumlah pihak mulai menawarkan diri menjadi tim sukses sehingga bisa menjadi juara umum dalam event tahunan tersebut.
Kabarnya, tim sukses tersebut berani menjamin daerah yang mau difasilitasi bisa menjadi juara umum dengan bayaran ratusan juta rupiah.
Salah satu daerah yang ikut mendapat tawaran itu adalah Kabupaten Parigi Moutong sebagai tuan rumah. Namun, Bupati Parigi Moutong H Samsurizal Tombolotutu dengan tegas menolak tawaran tersebut. Menurutnya, untuk menjadi juara umum kuncinya hanya satu yaitu berlatih "Tidak perlu lobi sana sini, kalau kita mau juara umum kuncinya harus berlatih. Jadi kalau ada tawaran tim sukses seperti itu saya menolak keras, cara itu sangat tidak terpuji,"tegas Samsurizal ketika meimpin rapat persiapan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi ke-XXVI di auditorium kantor Bupati, Kamis (10/12).
Selengkapnya: Bupati Parigi Moutong Tolak Tawaran Tim Sukses
Halaman 346 dari 350