Berita Kabupaten
PARIGI MOUTONG -Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Provinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Parigi Moutong melaksanakan Sosialisasi Peraturan Daerah (PERDA) no.10 tahun 2017-2037 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3 K) yang dibuka Wakil Bupati Parigi Moutong H. Badrun Nggai, SE bertempat di Hotel Lebo Beach Parigi.
Wabup Badrun mengatakan dengan di tetapkannya Perda Nomor 10 tahun 2017 kiranya dapat tercipta persamaan pemahaman dan pemikiran terkait manfaat ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di provinsi Sulawesi tengah khususnya di Parigi Moutong. "Dengan adanya perda ini dapat mewujudkan tata kelola pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan perinsip maju bersama tanpa konflik kepentingan,"ujarnya
Lebih lanjut wabup mengatakan di kabupaten parigi moutong pengembangan potensi pariwisata wilayah-wilayah pesisir merupakan salah satu prioritas pemerintah daerah yang sudah digalakan beberapa tahun terakhir yaitu dengan digelarnya kegiatan bertaraf nasional. "Besar harapan saya dengan adanya perda nomor 10 tahun 2017 dapat membuka jalan bagi para investor untuk menanamkan modalnya di daerah ini, sehingga potensi pariwisata ini dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat,"ujarnya
Sosialisasi perda tersebut berlangsung sehari menghadirkan narasumber dari biro Hukum Setda provinsi Sulawesi Tengah Indah Yuliyanti SH, MH. Dihadiri Kepala Dinas Kelautan dan perikan Kabupaten Poso dan Tojo Una-Una, 16 Camat yang berada di wilayah pesisir pantai dan kepala OPD terkait. (Aco/ Humas Pemda Parigi Moutong)
Editor :Jeprin/Humas Pemda Parigi Moutong
PARIGI MOUTONG – Sebanyak 50 warga Spanyol yang tergabung dalam kelompok musik Orkestra de Camara de Siero (Ocas) berkunjung ke SDN 1 Bantaya Parigi Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, Senin (13/8). Kunjungan Ocas Spanyol ke SDN Bantaya merupakan rangkaian kegiatan Gelar Budaya Indonesiana yang dilaksanakan di Kabupaten Parigi Moutong mulai Tanggal 11 – 14 Agustus 2018.
Di sekolah yang dimpipin Septin Saguni SPd itu, kelompok Ocas Spanyol diperkenalkan beberapa tarian dan kesenian Kabupaten Parigi Moutong dan Sulawesi Tengah, salah satunya adalah tarian Pamonte. Didampingi guru dan beberapa penari, anggota Ocas mengikuti beberapa gerakan tarian pamonte. Kelucuan terlihat ketika anggota Ocas yang rata rata berusia muda ini terlihat kaku mengikuti gerakan yang ditirukan oleh para penari.
Tidak hanya itu, kelompok asal Asturias Spanyol ini juga sempat modero bersama para siswa dan guru di SDN 1 Bantaya. Kebersamaan dari latar belakang kultur berbeda ini nampak terlihat saat mereka melakukan dero bersama. Dalam kunjungan itu, Kelompok Ocas Spanyol juga sempat memainkan musik orkestra. Mereka membawakan beberapa instrumen lagu Kaili.
Ditemui disela-sela kegiatan itu, Kepala SDN 1 Bantaya, Septin Saguni SPd mengaku terharu sekolah yang dipimpinnya dikunjungi kelompok Ocas Spanyol “Saya kaget sekaligus terharu, karena ini pertamakalinya ada puluhan bule masuk ke sekolah kami. Mereka tidak hanya datang berkunjung tapi belajar banyak mengenai kesenian kita, salah satunya adalah tarian Pamonte,”kata Septin.
Ia berharap kunjungan itu bisa menjadi media sosialisasi kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, sehingga bisa lebih dikenal ke dunia internasional. “Mereka tadi belajar tarian pamonte bersama guru dan siswa. Harapannya ketika tarian ini diperkenalkan kepada mereka, akan bisa terekspose hingga ke manca Negara,”harapnya.
Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, F Eny Susilowati SE MM mengatakan, selain ke SDN 1 Bantaya, Kelompok Ocas Spanyol juga berkunjung ke Sekolah Luar Biasa (SLB) di desa Bambalemo. “Rencana Selasa (14/8), mereka akan berkunjung ke beberapa komunitas, seperti suku Gorontalo di Kelurahan Bantaya dan suku lainnya seperti Kaili, Bugis, Jawa yang ada di Kecamatan Parigi dan sekitarnya,”ujar F Eny Susilowati. **
Naskah : Jeprin/Humas Pemda Parigi Moutong
PARIGI MOUTONG – Minggu (12/8) malam, panggung Gelar Budaya Indonesiana bertajuk Vula Dongga (bulan purnama) yang berlangsung di ruang terbuka hijau (RTH) Masigi Parigi dipadati pengunjung. Cultur Project sebagai salah satu kelompok musik yang identik dengan garapan bermuatan lokal Sulawesi Tengah menyedot perhatian pengunjung.
Culture Project membawakan sekitar empat lagu bertema budaya. Bahkan mereka sempat berkolaborasi dengan salah satu musisi Ocas Vinculos Spanyol. Selain Culture Project, beberapa delegasi budaya yang tampil malam itu, diantaranya, Kabupaten Lampung Utara penampilkan tarian tradisi serta Kabupaten Banggai menampilkan cerita rakyat bulan purnama.
Malam pertama pagelaran budaya Vula Dongga diisi oleh penampilan seni budaya asal Kota Palu dengan pertunjukan cerita legenda "Vula Dongga". Nampak seorang remaja berperan menjadi "Tuaka" orang yang dituakan sedang menasehati anak anak yang sedang bermain di malam bulan purnama. Kata mangge salah satu pemeran dalam ceirta itu, permainan di bulan purnama sebaiknya dilakukan dengan memukul gimba, rebanna, meniup seruling dan kulintang. Cerita legenda terus berlangsung dan memukau para penonton. Disusul penampilan seni budaya asal Kabupaten Toli toli.
Pendekatan tematik "Vula Dongga" atau ritual bulan purnama di Sulawesi Tengah sebagai inspirasi karya seni bagi anak muda untuk selalu mengasa kemampuan dan telenta khususnya dibidang ekspresi seni teater. Kegiatan Indonesiana juga dilakukan oleh daerah lain, hanya saja Sulawesi Tengah mendapatkan jatah terbesar dibanding daerah daerah lain. Setelah Palu dan Parigi Moutong, gelar budaya Indonesiana 2018 akan bergese ke Kabupaten Sigi dan Poso.
Kegiatan Indonesiana di Sulawesi Tengah ada 4 Kabupaten Kota yang telah di programkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk di gilir dilaksanakan Indonesiana pada tahun tahun mendatang, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso dan Kota Palu.
Selanjutnya Dewan Pengamat yang mengamati dan menilai pegelaran itu adalah para pakar dan kritikus seni yang berkompoten serta profesional. Mereka adalah Prof Franky Raden PhD dari Etnomusikolog Universitas Wisconsin Kota Madison USA, Sofyan Tadorante MSi dari Disdikbud Provinsi Sulteng, Endang Mursalin pakar seni rupa Palu ditambah seniman daerah dari Kabupaten.
Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong sangat antusias menyaksikan pertunjukan Vula Dongga. Niar, salah satu pengunjung dari wilayah utara Parigi Moutong ketika diwawancarai mengatakan, bangga dan senang dengan kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah. "Saya kesini bersama keluarga, jauh jauh datang kemari hanya ingin menyaksikan pegelaran ini. Kami merasa terhibur,”ujarnya
Editor : Jeprin/Humas Pemda Parigi Moutong
PARIGI MOUTONG – Wakil Bupati (Wabup) Parigi Moutong, H Badrun Nggai SE membuka Musabaqah Tillawatil Qur’an (MTQ) Ke-IV Tingkat Kecamatan Sidoan di Desa Sipayo, Minggu (12/8) malam.
Ketua panitia, Abd Ma’ad L melaporkan, MTQ Sidoan dilaksanakan selama 6 hari, dimulai tanggal 12 - 17 Agustus 2018. Abd Ma’ad L mengungkapkan, penyelenggaraan MTQ ini bertujuan meningkatkan keimanan, minat baca ayat-ayat Q’uran, memberi kesempatan berkompetisi. Memperdalam ilmu agama Islam serta meningkatkan kerukunan antar umat beragama.
Sementara Wabup Badrun Nggai SE mengatakan, MTQ yang setiap tahunnya dilaksanakan ini, selain meningkatkan syiar agama juga dijadikan sarana silaturahmi serta mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan, Beliau memberikan kepada seluruh jajaran panitia pelaksana yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, serta saya memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat yang telah membantu baik berupa moril maupun materi, beliau juga berpesan kepada para kafilah agar dapat menunjukan kemampuan terbaiknya.
“Saya meyakini sebelum saudara mengikuti lomba pada ajang MTQ ini tentunya sudah melewati tahapan pelatihan sehingga dipercaya membawa nama baik desa saudara, selanjutnya jika saudara berhasil memperoleh prestasi terbaik pada MTQ ini akan mewakili kecamatan pada ajang MTQ Tingkat Kabupaten Parigi Moutong,” ujarnya.
Wabup mewanti-wanti para official MTQ kecamatan agar tidak menggunakan jasa kafilah dari daerah lain. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memperoleh peserta terbaik yang benar-benar berasa dari daerah ini “Buat apa gelar juara jika yang digunakan masyarakat dari daerah lain, saya minta ini menjadi perhatian kita,”ujar Wabup mengingatkan.
Pembukaan MTQ ke-IV tingkat Kecamatan Sidoan ini diikuti oleh 341 peserta dari 11 desa yang berada di iwlayah kecamatan Sidoan. (Susanto S Saji, Aswan Nurdin/Humas Pemda)
Editor : Jeprin/Humas Pemda Parigi Moutong
PARIGI MOUTONG – Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong menargetkan 135.638 anak mulai usia 9 bulan hingga 15 Tahun mendapatkan imunisasi Mealses Rubella (MR). Imunisasi MR di Kabupaten Parigi Moutong telah dilaksanakan serentak sejak tanggal 1 Agustus 2018 mulai dari Sekolah SD, MI/Sederajat dan SMP/MTs/Sederajat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, dr Revi Tilaar mengatakan, para orang tua tidak perlu khawatir dengan imunisasi MR. Menurutnya, berita di media sosial yang menyebutkan bahwa imunisasi MR akan menimbulkan dampak kurang baik atau sakit permanen bagi anak adalah berita hoax. “Itu berita hoax,”Kata Revi saat dikonfirmasi, disela-sela peringatan Hari Keluarga Nasional (Hargnas) tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, Hari Remaja Internasional XVIII Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, di halaman Kantor Bupati Parigi Moutong, Minggu (12/8).
Menurut dr Revi, sepanjang kondisi tubuh anak dalam keadaan sehat, orang tua tidak perlu khawatir anaknya diimunisasi Mealses Rubella. “Yang penting anak tersebut sehat, tidak batuk, pilek, panas, deman atau sakit yang lain, silakan diimunisasi MR,”jelasnya. Revi mengatakan, Informasi yang beredar di masyarakat bahwa salah satu pasien di RSUD Raja Tombolotutu mengalami sakit setelah diimunisasi MR sama sekali tidak benar. “Anak itu sebelumnya sudah sakit, jadi bukan karena diimunisasi MR. Saaat ini kondisi anak itu sudah membaik,”ungkapnya.
Revi menjelaskan, imunisasi MR diberikan kepada anak-anak dengan tujuan mengeliminasi penyakit campak dan mengendalikan rubella. Yang lebih berbahaya kata Revi, virus ini terjangkit ke anak, maka ketika dia dewasa kelak hamil, virus akan terus terbawa hingga ke janinnya dan ketika lahir anak tersebut bisa menyebabkan kelainan otak, kelainan di bagian penglihatan mengakibatkan anak bisa buta, kelainan di pendengaran anak menjadi tuli dan kelainan gagal jantung. “Olehnya saya tetap menghimbau kepada para tua yang memiliki anak usia 9 bulan sampai 15 tahun agar mau mengizinkan anaknya untuk diimunisasi MR ini,”harapnya. Imunisasi MR bulan september 2018 akan dilaksanakan di seluruh Posyandu, Polindes, Pustu, dan Pos imunisasi lainnya dengan sasaran bayi usia 9 bulan sampai dengan anak usia 6 tahun. **
Foto dan Naskah : Jeprin/Humas Pemda Parigi Moutong